BING SLAMET CROSBY |
Rasanya tidak ada lagi sosok dunia hiburan Indonesia - hiburan dalam kasad:menyanyi,melakon,melawak-yang bisa mengembari Bing Slamet. Ketenaran Bing Slamet dibidang seni pertunjukan terpadu itu,begitu melekat dihati masyarakat, sehingga ketika ia pergi untuk selama-lamanya pada 17 Desember 1974,terlihat dijalan-jalan Jakarta tempat dilaluinya iring-iringan mobil yang mengantar jenazahnya ke rumahnya yang terakhir,berbaris-baris khalayak melambai-lambaikan tangan tanda belasungkawa.
Bing Slamet lahir di Cilegon,kini Propinsi Banten,pada 27 September 1927. Ayahnya Raden Rahmad,seorang mantri pasar,sebenarnya hanya memberinya nama "Slamet" saja. Slamet doang.Slamet thok. Tapi Basoeki Zaelani menyuruhnya menambah nama " Bing"di depan Slamet.
Itu terjadi di Yogyakarta,1948. Alasanya,vocal Slamet persis seperti vocal penyanyi dan bintang film terkenal Hollywood,Bing Crosby.
Kadung memakai nama Bing,maka tak heran orang menjuluki Bing Slamet sebagai Bing Crosby from Indonesia. Kebiasaan mengatut-ngatutkan nama bintang Amerika untuk menyeronokkan nama bintang Indonesia sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Sebelum perang atau zaman " voor de oorlog ": Tan Tjeng Bok disebut-sebut sebagai " Douglas Fairbanks van Java ",dan seterusnya.
Bing Slamet mulai menyanyi di depan publik dengan upah sekadarnya pada waktu baru usianya 12 tahun .Waktu itu seorang penyanyi yang diiringi sebuah orkes disebut " crooner ". Ia merupakan crooner dari orkes "Terang Boelan" pimpinan Hasan Kasimoen dari 1939 samapi 1944.
Pada zaman sebelum proklamasi,seorang penyanyi bisa mendapat lebih banyak kesempatan tampil,yang artinya bernafkah,jika ia bergabung dengan kompani sandiwara. Demikianlah,pada 1944 selagi masih berkecamuk Perang Dunia-II,Bing bergabung dengan kompani sandiwara Pantja Warna. Melalui sandiwara ini ia mengalami jam terbang lebih banyak mengasah bakatnya dengan kepandaian-kepandaian improvisasi.
Sebagai penyanyi dengan suara bariton yang dipadankan dengan Bing Crosby ,Bing Slamet tertempa lebih matang setelah ia bergabung dalam susunan inti penyanyi Orkes studi RRI Jakarta dibawah dirigen Sjaiful Bahri(orang ini menyeberang ke Malaysia karena alasan politik) serta pemusik-pemusik Indonesia yang menimba pengetahuan musik dari ilmunya Belanda,misalnya Ismail Marzuki dan iskandar.
Sementara kebolehan Bing dalam melawak sebagai komedian yang sejati,teruji melalui lomba yang diselenggarakan oleh majalah RIA digedung kesenian Jakarta,20 juli 1953. Di situ dia memenangkan juara utama dengan julukan " Bintang Pelawak ".
Sumber:Majalah Rolling Stone.Nov.2008
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.