Roman " Atheis "
Karya Achdiat K Miharja
Bagian ke - 5 Tamat





ROMAN ATHEIS

Dalam kehilangan pegangan ia melangkah mengunjungi ayahandanya yang sedang sekarat. Tetapi,sekalipun dengan penjelasan dan kekosongan hati ia menghadap memohon ampun,ayahnya menolak kedatangan Hasan,yang dianggapnya hanya mengganggu ketenangannya dalam menempuh panggilan Tuhannya. Raden Wiradikarta menolak putranya bahkan pada titik penghabisan hidup yang telah dikecewakan oleh yang pernah menjadi pelita satu-satunya.

Hasan kehilangan segalanya.

Segala kemegahan ideologi dan semangatnya,kehilangan Kartini dan kehilangan pengampunan terakhir ayahnya. Sisa hidup yang masih harus ditempuhnya,betapa akan ditempuhnya? Tanpa pegangan,tanpa do'a,tanpa harapan? Histeria meliputi pikirannya.

Rasa takut adalah satu-satunya yang menguasai dirinya. Takut terhadap peradilan yang akan jatuh padana. Takut pada kutuk yang telah jatuh atas dirinya.

Kemana ia harus berlindung? kemana? Kepada Tuhan yang selama itu telah ditukarnya dengan Rusli,dengan Anwar dan dengan Kartini? Tuhan yang selama itu telah dikhianatinya?

Suara sirene digelap malam membutakan segala indera dan pertimbangan. Dada gepeng dideburi tanya dan putus asa. Pada siapa nyawa hendak diselamatkan? Pada siapa? Kaki melangkah,seratus,seribu tanpa hiraukan sayatan sirene yang mengamuk dalam gelap. Kekacauan hati dan pikiran meradang dalam kekerdilan jiwa.

Dan TAR !!!
Bersama gema peluru Jepang sebuah pengakuan dilepas bibir yang merana:- Tuhanku Maha Besar. TAMAT


DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.