RADIO PHILIPS TEMPO DOELOE |
SEJARAH BERDIRINYA RADIO NIROM
Hans ven de Wall alias Victor Ido adalah pengasuh acara"Indie in den goeden Ouden tijd" (Nusantara pada jaman keemasan), dalam siaran Radio Nirom.
Lewat acara asuhannya,para pendengar bisa mengikuti kisah-kisah kehidupan para Gubernur Jendral di Hindi-Belanda,dengan segala macam skandal dan kemewahannya.
Bandung tempo doeloe tercatat memiliki Studio Siaran Radio yang pertama di Nusantara yang kala itu masih disebut Hindia-Belanda.
Di kota pegunungan yang sunyi sepi,orang merasa malas tidur terlalu sore. Seorang ahli tehnik bernama J.G.Prins mengemukakan gagasannya kepada 8 orang kawannya untuk membikin keramaian sedikit demi sedikit" keanehan" Di kota Bandung, yang dimaksud dengan "keanehan" adalah Studio pemancar radio,yang kala itu memang belum ada di Hindia-Belanda(Nusantara).
Untuk tujuan tersebut,pada tanggal 15 April 1926 berdirilah " Bandoengshe Radio Vereeniging"(B.R.V.) dengan Meneer J.G. Prins sebagai ketua yang pertama. Hanya memakan waktu selama 5 bulan,siaran pertama dapat mulai mengudara pada tanggal 8 Agustus 1926,dari studionya yang mengambil tempat di ruang atas percetakan vorking(TB"Sumur Bandung sekarang). Siaran radio B.R.V. dengan riak gelombang 300 mtr ternyata merupakan sensasi bagi warga kota Bandung dan pendengar lainnya di wilayah Priangan tempo doeloe, meskipun waktu dan jenis acara siarannya masih sangat terbatas.
Tercatat Acara Siaran yang mendapat sambutan masyarakat pada masa itu adalah sajian " Hommanmuziek " di bawah dirigen Heer Revenger, " Duitche Mannenvereeniging " dpp Willy van Swers, " Italiaansch Trio Artini"dpp Carl Philpapau dan Orkes kroncong "mars"dpp buaya kroncong Ir.Langendam. Selain hiburan ada pula acara "Doktersuurtje" (ruang kesehatan) dan paling menarik adalah Acara anak-anak (kinderuutje).mengapa menarik? ya,karena lewat programa inilah para PAPIE en MAMIE yang ingin mengorbitkan putra-putrinya agar terkenal ke seantero Priangan, bisa menggunakan kesempatan. Tapi musti bayar...
Siaran dari "Bandoengshe radio Vereeniging" tidak hanya bisa dinikmati di Tatar priangan saja, ternyata bisa diterima di Kota Medan,Pare-pare,Samarinda,Pontianak bahkan bisa ditewak(ditangkap)pancarannya di Afrika Selatan,Hawaii dan Aucland di Selandia Baru.
Siapa lagi orangnya yang mendukung fianasial dari Studio Radio ini kalau bukan para "Preangerplanters (pengusaha perkebunan)", terutama Meneer Bertling dari perkebunan daerah Sedep.
Mengingat kemajuan tehnis yang dicapai namun masih tetap mengalami kesulitan dalam pembiayaan,maka dengan bantuan beberapa pihak,pengeloaan Siaran Radio di Bandung diambil alih oleh "NIROM" (Nederlandshe Indische Radio oemroep Maatschappij) pada tahun 1929.
NIROM yang menempati Studio pemancarnya di belakang gedung "Nilmij"di Alun-Alun Bandung tempo doeloe,kemudian pindah ke lokasi baru yang lebih megah di daerah Ciumbuleuit(Bandung-Utara).
Siaran NIROM berlangsung sampai tahun 1942,tatkala Bala Tentara Jepang mulai mendarat.Sebelum menutup mata untuk selama-lamanya, siaran Radio NIROM di Bandung Masih sempat membacakan Surat Perintah "Legercommandand Ter Poorten" kepada seluruh Pasukan Belanda di Nusantara,untuk mengadakan perlawanan total terhadap Balatentara Jepang...yang tak kunjung dilaksanakan.
sumber: Wajah Bandoeng Tempo Doeloe.1984.Haryoto Kunto
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.