Sejarah Perposan Indonesia di Zaman VOC

.
Sejarah Perposan di Indonesia
                                          KERETA POS TEMPO DOELOE    
                   PERPOSAN DI JAMAN V.O.C
        (Verenigde Oost-Indische Comvagnie-1602-1795)
   

  Kedatangan Belanda di Indonesia menyebakan adanya surat-menyurat dengan negerinya. Pada tahun 1596 Cornelis De Houtman pada saat kedatangannya telah membawa surat-surat untuk raja-raja di Banten dan dan Batavia.
 meskipun sudah ada surat-menyurat dari Indonesia ke Negeri Belanda,namun pengiriman surat harus ditujukan kepada pejabat-pejabat resmi dan isinya tidak mengandung pemberitaan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Kompeni yang berdagang di Hindia-Belanda(Indonesia).

Purbalaga ini dilakukan secara keras dan ketat sekali untuk menjaga agar sumber-sumber rempah-rempah yang sangat berharga kala itu tidak diketahui oleh lawan-lawan Kompeni. Pelanggaran terhadap ketentuan ini mengakibatkan hukuman yang berat bahkan dapat diasingkan. Untuk maksud tersebut pengiriman surat harus dilakukan dengan menyerahkan surat itu dalam " Kotak Umum" (algemeene doose) di Batavia (Jakarta tempo  doeloe). Surat-surat ini dibaca dahulu  oleh kepala pambelian (opperkoopman). Isinya dicatat secara singkat dan dimasukan dalam buku "Patria" Sebalikya bila ada surat yang datang dari Negeri Belanda dapat melihat dari daftar tersebut.
 Pada waktu itu perhubungan pos belum dapat dikatakan teratur,masih tergantung kepada kapal perang Kompeni yang berlayar dari pulau ke pulau. Demikian pula halnya dengan perhubungan yang menggunakan perahu atau pecalang. Betapa sulitnya perhubungan kala itu dapatlah dimaklumi berhubung terdapatnya "Bajak-Laut" dalam perjalan. bertalian dengan hal ini pemerintah Kompeni pernah memberi hadiah sebesar 500 ringgit kepada barang siapa yang dapat menangkap pembunuh pegawai-pegawai pos darat di Cirebon pada tgl 15 Maret 1798.
 Suatu hal yang khas adalah bahwa surat yang sudah dikirim dan yang masih disangsikan apakah sampai kepada Si-alamat,disusul dengan surat duplikat.
pada tahun 1633 surat-surat yang datang dari Negeri Belanda setelah dicatat oleh jurusita lalu dipertontonkan di Stadsherberg (Gedung Penginapan) sehingga setiap orang dapat memeriksa apakah ada surat baginya.
Waktu tempuh surat dari Negeri Belanda ke Indonesia waktu itu adalah 9 bulan,sedangkan surat dari Batavia ke Ambon memerlukan waktu 4 bulan.
 Kantorpos pertama didirikan di Batavia(Jakarta) oleh Gubernur "G.W. Baron van Imhoff" pada tgl 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke negri Belanda.
 Pengurus kantor pos tersebut terdiri dari dua orang " postmeester " yang disumpah dan yang dibantu dengan dua orang kerani (Klerk) yang disumpah pula. Termasuk pegawai Kantor Pos ini ialah beberapa pengantarpos. Gaji kerani dan pengantar pos ini dibebankan  kepada penerima-penerima surat.Untuk penyerehan satu surat penerima harus membayar surat kelip,sedangkan untuk paket pos 10 kelip. orang-orang yang dipandang miskin kalau menerima surat dibebaskan dari pembayaran porto tersebut.
 Setelah kantor pos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan kantor pos di Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengiriman. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Krawang,Cirebon dan Pekalongan.
 Sesudah itu terdapat perhubungan pos yang teratur antara Batavia dan Priangan (Tatar Sunda) dan Semarang dengan kerajaan-kerajaan Surakarta dan Yogyakarta.
 Dari sejarah pos semasa Kompeni dapat diteliti bahwa kata " kantor " yang dikenal sekarang berasal dari kata "COMPTOIR" yang lama-kelamaan menjadi " kantoor "(Belanda) yang dalam bahasa Indonesia manjadi "kantor". Sedangkan kata "pos" berasal dari kata kerja Latin"Ponere" yang berubah menjadi "posita" sebagai bentuk lampau. Kata "posita" ini menjadi "posta" dalam bahasa Itali,menjadi'Poste"dalam bahasa Perancis dan "post" dalam basa Inggris,Belanda dan Jerman.
 Istilah "pos comptoir" antara lain nampak pula pada cap tanggal jaman pemerintahan "Daendels"yang kemudian di Belandakan menjdi "Postkantoor" dan pada gilirannya menjadi "kantorpos".
(sumber:Sejarah Post Telegraafen Telefoondienst)

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.