Bandung Tempo Dulu 1957-1985 |
Ini cerita buat orang yang percaya takhyul. Seperti percayanya orang pada Cacandran(ramalan jaman doeloe) "Bandung heurin ku tangtung"(Bandung padat penduduknya).
Cuma tinggal beberapa gelintir orang saja,paling juga para sesepuh " Ouder-heer " yang sempat menghirup udara segar " Parijs van Java " yang masih ingat dengan motto " Ex undis Sol " Sebaris kalimat dalam bahasa latin yang menghiasi lambang Gemeente Bandung tempo doleoe.
Ada kisah menarik dan agak menggelikan tentang kelahiran motto " Ex Undis Sol ".
Cerita dimulai dengan kedatangan seorang Oma muda dari Negeri Belanda,yang bernama Gerda.
Cerita dimulai dengan kedatangan seorang Oma muda dari Negeri Belanda,yang bernama Gerda.
"Mengapa ya,hawa Kota Bandung sekarang terasa sangat panas?" ungkap mevrouw "Gerda" yang tak mau disebut nama keluarganya.
Ia lahir dan dibesarkan di Bandung(Bandoenger) meninggalkan kota kelahirannya pada tahun 1957 dan kembali menjenguknya sebagai turis pada tahun 1982.
Ia lahir dan dibesarkan di Bandung(Bandoenger) meninggalkan kota kelahirannya pada tahun 1957 dan kembali menjenguknya sebagai turis pada tahun 1982.
Apa komentar lainnya tentang Bandung,kampung halamannya yang kedua..?
"tidak ada yang baru dan aneh di kota ini. Saya masih bisa mengenali segala apa yang telah ada sejak masa "Voor de Oorlog"(jaman sebelum perang).
"Tapi maaf ya,rasa-rasanya kota ini kurang terjaga kebersihannya. Dan saya merasa kehilangan... itu lho burung-burung dan kerimbunan pepohonan di pusat kota. Hampir saya tidak bisa membedakan keramaian lalu-lintas kota ini dengan jakarta. Begitu pula udaranya,pengap tidak bersih sejuk segar seperti Bandung tempo doeloe lagi.
"Kamu tahu jongeman (orang muda),mijn Oom adalah salah seorang Voorzitter (ketua) perkumpulan olah raga " S.I.D.O.L.I.G. di Bandung. Kamu tahu gak SIDOLIG verkorting(singkatan)dari apa..? S.I.D.O.L.I.G adalah " Sport in de Open Lucht is Gezond " artinya: "Olahraga di Alam Terbuka itu Sehat". Itulah verkorting(singkatan)nya dari SIDOLIG. kata si mevrouw. " Nah,sekarang coba kamu olahraga di di alam terbuka Kota Bandung,mungkin pernapasanmu bisa terganggu ".
" Ya,tentu saja atuh mevrou!karena Bandung baru saja ditimpa hujan abu Gunung Galunggung. Selain itu saya pun sering lari pagi dan sore di alam terbuka,tapi alhamdulillah pernapasan saya tidak terganggu" Kilah penulis tak mau kehilangan muka(kaeraan).
" Oh,kalau begitu kamu orang sudah kebal !! tukas si Nini Gerda sambil nyerocos meneruskan komentar tentang Bandung, Kota kelahirannya.
"Ada satu hal yang musti kamu ketahui Jongeheer!!. "Memang agak aneh rasanya, mentari Kota Bandung sekarang lebih kering panas menyengat ketimbang sorot mentari Bandung tempo doeloe,yang ramah hangat membelai kulit". cerita Mevrouw Gerda sambil mengusap lengannya yang merah membara(euceuy).
"Ah,mevrouw ini mengada-ada saja! ujar penulis . Sejak saya lahir mentari Kota Bandung masih yang itu-itu juga !" jawab penulis menirukan syair lagu "MENTARI" karya Iwan Abdurahman.
"terserah kalau tidak percaya! Namun bagaimanapun terik sorot mentari disini,tidak akan pernah mengurangi rasa cinta kepada kota kelahiranku ini",tukas mevrouw Gerda menutup obrolannya.
." Ya,tentu saja atuh mevrou!karena Bandung baru saja ditimpa hujan abu Gunung Galunggung. Selain itu saya pun sering lari pagi dan sore di alam terbuka,tapi alhamdulillah pernapasan saya tidak terganggu" Kilah penulis tak mau kehilangan muka(kaeraan).
" Oh,kalau begitu kamu orang sudah kebal !! tukas si Nini Gerda sambil nyerocos meneruskan komentar tentang Bandung, Kota kelahirannya.
"Ada satu hal yang musti kamu ketahui Jongeheer!!. "Memang agak aneh rasanya, mentari Kota Bandung sekarang lebih kering panas menyengat ketimbang sorot mentari Bandung tempo doeloe,yang ramah hangat membelai kulit". cerita Mevrouw Gerda sambil mengusap lengannya yang merah membara(euceuy).
"Ah,mevrouw ini mengada-ada saja! ujar penulis . Sejak saya lahir mentari Kota Bandung masih yang itu-itu juga !" jawab penulis menirukan syair lagu "MENTARI" karya Iwan Abdurahman.
"terserah kalau tidak percaya! Namun bagaimanapun terik sorot mentari disini,tidak akan pernah mengurangi rasa cinta kepada kota kelahiranku ini",tukas mevrouw Gerda menutup obrolannya.
Sumber:Wajah Bandoeng Tempo Doeloe oleh Haryoto Kunt.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.