Sejarah Penduduk Bandung


SEJARAH PENDUDUK BANDUNG
                 

Bandung tempo dulu
Kopral Arie tercatat sebagai orang kulit putih pertama yang menjadi warga Tatar Bandung(Bandoengers).
setahun kemudian(1742) warga Eropa yang tinggal di Bandung meningkat 300 persen. Yaitu dengan kedatangan 3 orang Belanda lainnya. mereka adalah kakak-beradik Ronde dan Jan Geysbergen. Sedangkan yang satunya lagi adalah seorang Kopral Kompeni,tidak jelas namanya, yang jelas buangan dari Batavia.
 

Bagaimana sampai mereka dibuang ke Bandung?
Hanya  seorang ada soldadu yang ada pada saat itu, Arie Top namanya, pangkatnya pun tidak tingi hanya "Kopral" tapi jabatannya cukup tinggi , yaitu : " In de functies van plaatselijk militair commandant "(Dalam pungsi komamandan militer yang menetap disuatu daerah).
 

Kalau sekarang tugas Kopral Arie Top ini kira-kira sama dengan Bintara pembina Desa(Babinsa). Namun wilayah kekuasaannya, hampir meliputi daerah Scogar Bandung-Cimahi.
Ya,tentu saja ! karena Tatar Bandung di pertengahan abad ke-18 itu masih berupa hutan rimba,alas gung liwang-liwung ,"top badak top maung"kata orang Sunda,"jalmo moro jalmo mati",yang namanya Situ Hiyang atau "Danau Bandung", airnya masih menggenangai beberapa tempat di Bandung yang merupakan danau-danau kecil. Sedang lahan selebihnya masih berpaya-paya.


Katakan ,tatar Bandung waktu itu masih merupakan Neraka. Suatu wilayah yang ideal untuk pembuangan penjahat, soldadu atau penjahat dan pegawai pemerintah yang membuat kesalahan besar.
 

 Menurut cerita almarhum Opa Buitenweg, yang meninggal di Wassenaar Holland dalam usia 90 tahun: konon di tahun 1742,seorang kopral Kompeni Belanda yang ketahuan atasannya, suka "cong ti pauw"(nipu) dan sering " liong sep "(korupsi), telah dibuang ke Neraka Bandung sebagai hukuman.
 

Para "Hoge Heren"(penggede)di Batavia menyangka Si Kopral tukang seleweng dibuang ke Neraka Bandung cepat atau lambat bakal mati! paling tidak sengsara sepanjang hidupnya. Akan tetapi bagaimana kenyataanya? justru sebaliknya! rupanya si Kopral kompeni tukang seleweng ini punya jiwa "wiraswasta". Dibantu oleh kakak-beradik Jan dan Ronde Geibergen, ia membuka hutan, berkebun dan mendirikan perusahaan penggergajian kayu di Tatar Bandung. Sebentar saja ia jadi kaya raya. Jadi Tuan Tanah di Tatar Bandung yang makmur sejahtera terleha-leha! seakan-akan hidup di "Sorga dalam pengasingan".
 

Nah,sejak pertengahan abad ke-18 itulah, kemudian wilayah Bandung mulai terkenal dan dijuluki orang luar,sebagai "Paradise In Exile"(sorga dalam pembuangan). Kemudian berduyun-duyunlah para petualang bangsa Eropa lainnya, untuk mengadu nasib di Tatar Bandung.
 

Akhirnya yang kewalahan adalah Kopral Arie Top, yang menjadi penguasa militer di wilayah itu. ia mengirim laporan kepada atasannya di Batavia, mengadukan tingkah-polah rekannya sesama Kopral,yang sukses berwiraswasta, agar dibuang ke tempat lain. Demikian pula agar dicegah masuknya para petualang Eropa ke Daerah Priangan(Bandung)
 

karena birokrasi pemerintah Kompeni Belanda,laporan Kopral Arie Top baru mendapat perhatian Gubernur jendral Hindia-Belanda,hampir seabad kemudian.

Menurut penuturan OPa Buitenweg,sampai pertengangan ke-18, perjalanan orang orang dari Batavia memasuki pedalaman Tatar Bandung, biasanya menaiki perahu atau rakit, melewati sungai Citarum atau Cimanuk. Baru pada tahun 1786,jalan setapak yang biasa dilewati kuda mulai menghubungkan Batavia-Bogor-Cianjur-Bandung. Keterangan itu didapat dari sebuah catatan perjalanan yang ditemukan oleh Prof.Dr.E.C.G. Molsbergen 1930.
 

Jalur jalan itu penting sekali artinya bagi kepentingan ekonomi Kompeni Belanda, sebab sejak tahun 1789 Pieter Enhelhard telah membuka perkebunan kopi di lereng selatan Gunung Tangkubanparahu, sedikit di utara batas kota Bandung sekarang. Hasil tanamannya memberi panenan yang sangat memuaskan di tahun 1807. 

Dengan demikian hasil bumi dari daerah Priangan,khususnya tatar Bandung menuju Batavia,tidak lagi dilakukan melewati Sungai Citarum, akan tetapi sudah mulai mengunakan tranfortasi darat.




DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.