MINIATUR MOBIL KUNO
YANG BERADA DISALAHSATU STAND DI JAARBEURS
(PASAR MALAM TAHUNAN).
MINIATUR MOBIL INI RASANYA MANIS
KARENA TERBUAT DARI KEMBANG GULA
FOTO DIBUAT ANTARA TAHUN 1920-1926. |
Dalam rangka memperingati hari Jadi
"Staats Spoorwegen" (sekarang PJKA) yang ke 50 (5 juni 1926), Ir. E.H.
de Roo, seorang Insinyur Bangunan dari Gemeente Bandung,ditugaskan
membangun sebuah tugu peringatan,yang lokasinya tepat di depan stasion
Kereta Api Bandung.
Tugu
Peringatan yang terbuat dalam kontruksi baja dengan hiasan dari besi
cor,berbentuk pilar segi delapan, dengan lentera kaca dipuncaknya,
adalah hasil karya murid-murid Sekolah Pertukangan (Gemeentelijk
Ambobachtscool) di Bandung.
Tugu peringatan
yang dipersembahkan oleh Tuan B.Coops, Burgermeester van
Bandung(Walikota Bandung) atas nama warga kotanya, sebenarnya bukan
sekedar prasasti sejarah.
Tugu Peringatan berfungsi juga sebuah
sebuah pusat titik Triangulasi di Kota Bandung,yang penting artinya
sebagai titik orientasi dalam pengukuran dan pemetaan kota.
Sayang
sekali karena kepicikan sejarah,tugu Peringatan yang sangat penting
itu,beberapa tahun yang lalu telah dibongkar, diganti dengan sebuah
taman yang tak bermakna sejarah samasekali.
Peristiwa itu adalah kecerobohan kedua kalinya,setelah pembongkaran Tugu Triangulasi di depan istana Bogor,di awal tahun 1960. Hal semacam itu bukanlah kejadian yang luar biasa di Indonesia. Sedangkan Tugu Proklamasi di Peganggsaan saja pernah dibongkar,apalagi sebuah tugu cuma buat memperingati Kereta Api.
Tugu
"Lentera Listrik" dengan daya penerangan 1000 lilin itu, membuat "
si-Lamsijan budak kampung " terbengong-bengong dan menyebutnya " rapang
damar teu diminyakan" (lentera bersinar terang tanpa
diminyaki!),maklumlah listrik.
Sedangkan Majalah "Mooi Bandoeng",Juni 1934,menulis teks di bawah potret tugu peringatan itu,dengan kata puitis ; " Aan het Licht Wordt kenbaar wat eigeinlijk...Du isteeernis is" (Di sinar terang bisa dikenali,apa sebenarnya...kegelapan itu).
Dibongkarnya
Tugu "Lentera Terang" di depan stasion Kereta Api Bandung,mengantar
warga Kota Bandung memasuki " Alam Kegelapan-Khasanah Sejarah Kotanya
...!!!
iya, bukanlah kita berpaling untuk mengenang akan kejayaan kolonialisme tapi sebuah bukti otentik tentang sejarah perjalanan sebuah kota dari jaman ke jaman patut untuk di lestarikan, ataukah silau dg gemericik rupiah dalam pembangunan sebuah mall, kalau begitu habiskan identitas bandung dari bangunan tua bekas pemukiman belanda tempo dulu gantilah dg ruko, bongkarlah pabrik kina menyusul pembongkaran kuburan sejarah belanda yg dijadikan gor pajajaran yg tanpa makna, dan pembabatan pohon mahoni di sepanjang jalan pasir kaliki dan daerah lainya, ... sdh saatnya pemerintah kota berusaha melestarikan demi cerita sejarah kepada generasi penerusnya
ReplyDeleteKemalwi hizham ..... seandainya saya bisa hidup diwaktu itu ,,,,,,, sebush keindahan kota bandung yg luar biasa ..... orang belanda saja merindukannya .....
ReplyDelete