BUDAYA SUKU BADUY |
Di kabupaten Lebak Propinsi Banten Jawa Barat terdapat satu kelompok masyarakat yang sangat unik yaitu masyarakat Kanekes (Orang Baduy) di Kecamatan Leuwidamar, masyarakat ini sangat kuat memegang adat tradisi nenek moyang mereka. Budaya dan tradisi tersebut mereka praktekan dalam sistem bermasyarakat,Yang kemudian dijadikan sebagai cagar budaya oleh pemerintah.
Masyarakat Baduy terbagi dalam dua golongan,yaitu Baduy Jero Baduy Dalam) dan Baduy Luar. Setiap golongannya mempunyai ciri-ciri baik dalam hal menjalankan adat tradisi maupun cara berpakain. Baduy dalam masih kuat memegang adat istiadat dibandingkan dengan Baduy Luar. Dalam hal berpakaian Baduy dalam menggunakan pakaian warna serba putih,sedangkan Baduy luar menggunakan pakaian serba hitam.
Masyarakat Baduy dalam terbagi dalam tiga kepuunan yaitu : Cibeo,Cikeusik, dan Cikertawana,yang masing-masing
"Kapuunan" dipimpin oleh seorang pemimpin adat yang disebut "Puun". Baduy luar tersebar di beberapa Desa di lingkungan pinggiran Baduy Dalam,desa-desa tersebut di antaranya disebut desa Panamping,artinya "pembuangan" karena desa tersebut merupakan tempat tempat pembuangan orang-orang Baduy Dalam yang telah melanggar Buyut atau pantangan,oleh sebab itu dihukum atau dalam bahasa Baduy disebut " Ditamping ".
Masyarakat Kabupaten Lebak umumnya mengggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasi dalam kehidupan sehari-harinya. Bahasa Sunda asli (buhun) yang tidak terpengaruh oleh budaya luar seperti undak-usuk basa,masih tetap digunakan oleh masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Jenis seni tradisional Kabupaten Lebak seperti halnya daerah lain di wilayah Banten adalah Debus,Dogdog Lojor,dan Angklung Rawayan.
Kesenian tersebut merupakan seni tradisional masyarakat Baduy. Seni tradisional Debus tumbuuh dan berakar dari budaya masyarakat yang bernafaskan Islam. Seni Debus ini pada awal kelahirannya bukan sebagai seni,namun sebagai penguji kekuatan mental,fisik,dan kepercayaan diri. Di samping itu,sebagai media untuk mendekatkan diri kepada "Tuhan Yang Maha Esa". Seni Debus yang ada sekarang ini permainannya sama halnya dengan yang ada di daerah Kabupaten Serang.
Kesenian tersebut merupakan seni tradisional masyarakat Baduy. Seni tradisional Debus tumbuuh dan berakar dari budaya masyarakat yang bernafaskan Islam. Seni Debus ini pada awal kelahirannya bukan sebagai seni,namun sebagai penguji kekuatan mental,fisik,dan kepercayaan diri. Di samping itu,sebagai media untuk mendekatkan diri kepada "Tuhan Yang Maha Esa". Seni Debus yang ada sekarang ini permainannya sama halnya dengan yang ada di daerah Kabupaten Serang.
Sedangkan seni "Angklung" dimainkan setelah mereka penat bekerja. Akan tetapi fungsi yang khususnya dipergunakan pada upacara-upacara khusus seperti pada waktu menanam padi (ngahuma).
kesenian lainnya yang tergolong masih tradisional (buhun) di Kabupaten Lebak ini,ialah Bedug Lojor dan Calung Rantay di daerah Baduy Desa Kanekes,Kecamatan Leuwidamar dan di Kampung Cinagrang Desa Cikeusik Kecamatan Banjarsari.
- Kumpulan Dongeng Sunda Si Kabayan BACA BERIKUTNYA >>
- Dongeng Sunda Legendaris Rusdi Jeung Misnem Baca Nu Ieu >>
- Sejarah Tatar Sunda BACA BERIKUTNYA >>
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.