Cerpen Karya
Utuy Tatang Sontani
" Doger "
Bagian ke-2





Mereka tidak kesal menunggu,sebab telinga terus-menerus mendengar tabuh-tabuhan yang tidak berhenti-henti dibunyikan. Sedang mata kenyang pula memandang gerak-gerik Si Selendang Merah yang menembak-nembakkan matanya kepada tiap laki-laki yang memandangnya.

Tatkala pertunjukkan dimulai,tatkala doger-doger sudah menyapu telapak tangannya dan terus mengusapkan tangannya itu kepada kepala,mereka yang berjongkok atau berdiri itu mundur sedikit sampai merupakan lingkaran yang bundar. Doger-doger berkeliling suluh membelakang kepada penonton, menggerak-gerakan kaki dan tangan menurut suara gendang,dan Si Selendang Merah bernyanyi ditingkah irama lagu. 

Setelah beberapa keliling mereka berjalan,serentak dengan cepatnya bunyi lagu,mereka memutar badan menghadapkan muka kepada penonton,pantatnya digoyang-goyang,jelas terang diterangi suluh. Penonton mulai riuh,ada yang berteriak: "Hu,hu!".ada yang tertawa kecil,ada yang diam saja dengan mata melongo kadar sebentar menelan ludah dan ada juga yang mencetuskan kata: "Jahanam!" 

Baik yang matanya melongo,maupun yang berteriak dan mengutuk,semuanya itu terutama sekali lantaran melihat Si Selendang Merah. Tak salah lagi lantaran ia memang berlainan dari yang banyak,sebagaimana dinyatakan dengan ucapan anak kecil yang mengarahkan telunjuknya kesana: "Dia yang paling besar pantatnya!"
Bersambung ke bagian-3 disini....


DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.