ROMAN ATHEIS |
Tetapi ini berarti bahwa Rusli yang sesat harus terlebih dahulu diinsyafkan akan kesalahannya. Semangatnya demikian menyala tetapi demikian satusisinya,hingga ketika Rusli melemparkan jawaban-jawaban pertahanannya yang penuh doktrin-doktrin materialisme Mark dan konsep ke-Tuhanan a la Mark,Hasan semakin terlempar kesudut eksremitet pertentangan pendapat.
Hanya karena Kartini,Hasan tidak segera mengundurkan diri, bahkan mulai menanggalkan satu demi satu jeriji-jeriji pagar besinya yang semula sangat kokoh berdiri antara paham Rusli dan kepercayaan yang dianut Hasan. Dan ternyata bukan Rusli saja yang menyambut kedatangan Hasan dengan gembira, Kartinipun,menyambutnya dengan hati terbuka.
Tetapi.
Ada pihak ketiga datang membawa persoalan baru.
Anwar,yang bertuhan pada dirinya sendiri,mulai menggugat kemanusiaan Hasan. Sikap Anwar yang radikal,gelagatnya yang tak memperhitungkan hak dan milik orang lain,menggoyangkan bidang baru saja dipijak Hasan: Bidang ideologi dan alam cintanya. Ditambah lagi oleh pergaulan Anwar yang sangat rapat dengan Rusli,bahkan serumah. Sedang Kartini masih sering juga datang-datang kesana. Sekalipun cemburu dan curiga mengetuk-ngetuk hatinya,Hasan memutuskan akan memiliki Kartini untuk dirinya.
Bersambung ke bagian 4 disini...
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.