Depok Tempo Dulu Sejarah Asal Mula Belanda Depok Bagian 2

Stasion Kreta Api Depok Jaman Dulu



Belanda Depok bagian 2
Kepada para budak itu Chasterlein juga mewariskan, nama-nama fam yang jumlahnya sama dengan dengan 12.suku Israel dan sama juga dengan jumlah murid Yesus. Ke duabelas nama itu adalah:Jonathans,Leander,Baas,Loen,Samuel,Jakob,Laurens,Joseph,Tholense,Isakh,Soedira, dan Zadokh.

Pewarisan kebebasan,penghidupan dan nama-nama sungguh dirasakan sebagai rahmat oleh para budak tersebut. Dan mereka itulah generasi pertama dari orang-orang yang dimasa-masa berikut tersebut Belanda Depok,masyarakat asli Depok.

Tradisi Masyarakat Depok
Kata-kata wasiat Chastelrein benar-benar dilaksanakan oleh masyarakat asli Depok.
Chasterlein memberlakukan tiga larangan yang harus dipatuhi yaitu:

1. Tidak boleh bergaul dengan orang-orang di seberang kali Ciliwung,termasuk dengan para pedagang Cina.
2. Tidak boleh berjudi (dalam segala bentuk).
3. Tidak boleh mengedarkan dan mengisap candu.

Mereka membentuk masyarakat yang eksklusif. Segala pengaruh yang mungkin datang dari luar dibendung dengan peraturan-peraturan. Para pedagang Cina ataupun kelompok masyarakat lain yang bukan anggota klan tersebut diperbolehkan bekerja di dalam lingkungan Depok hanya pada siang hari. Di malam hari, para pekerja harus keluar. Keteraturan dan kenyamanan di wilayah Depok saat itu dilirik oleh pejabat-pejabat Belanda. Maka, banyak orang-orang Belanda yang memanfaatkannya.

Dari situlah, bahasa dan kebudayaan bangsa Belanda mulai mengakar. Untuk keperluan masyarakat Belanda di situ didirikan sekolah-sekolah khusus untuk anak-anak Belanda dan beberapa orang pribumi yang sudah mendapatkan persamaan hak. Untuk masyarakat setempat juga didirikan sekolah khusus. Bahasa sehari-hari yang berlaku di kawasan Depok waktu itu memang bahasa Belanda.

Kebiasaan itu juga dibawa saat mereka berada di luar lingkungan, misalnya pada saat berbelanja di pasar.Hal inilah yang dipandang aneh oleh lingkungan sekitar. Orang tidak berkulit putih bertemu dengan orang yang juga hitam kok memakai bahasa Belanda. Mulanya, mereka menyebut dengan Belanda Item (Belanda berkulit hitam). Lama-lama mereka tahu bahwa kebanyakan orang hitam yang berbahasa Belanda tinggalnya di Depok, maka mereka menjuluki mereka Belanda Depok. Itulah asal mula mereka disebut Belanda Depok. Selain itu, kehadiran beberapa pejabat Belanda yang tinggal di kawasan itu membuatnya memiliki kedudukan istimewa.

Kemudahan dan fasilitas-fasilitas yang biasanya hanya dinikmati oleh bangsa kulit putih sedikit-sedikit mereka dapatkan juga. Hal ini dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Lalu muncul semacam tingkatan-tingkatan dalam masyarakat. Bangsa Belanda totok ditempatkan pada peringkat pertama, kemudian para Sinyo (keturunan) menempatkan dini pada peringkat kedua, baru yang lain berada di bawahnya. Warga asli Depok yang nota bene adalah pribumi, hanya karena menggunakan bahasa Belanda dan mendapat fasilitas sedikit lebih menjadi alasan adanya kecemburuan sosial.

Bersambung ke bagian 3 klik disini ...


DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.