Makna Leuit (Lumbung Padi)
Bagi Orang Sunda




SEORANG KAKEK SEDANG BERDIRI 
DI SEBUAH LEUIT DI DAERAH INDIHIANG TASIKMALAYA
FOTO DIBUAT ANTARA TAHUN 170-1900.

Leuit dalam kosa kata bahasa Sunda artinya adalah:lumbung padi yaitu sebuah bangunan yang letaknya terpisah dari Imah Gede/ Rumah Induk tempat berkumpulnya keluarga atau handai taulan. 

Sedangkan fungsi dari leuit adalah tempat penyimpanan gabah yang memiliki kemampuan tahan cuaca,tahan hama penyakit,dan memiliki sistem tata udara yang baik sehingga gabah kering dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Leuit ini merupakan reserve/ cadangan stok gabah kering dari masyarakat Sunda yang digunakan hanya untuk keperluan besar seperti membantu tetangga yang kesusahan, dan lainnya.

Setiap keluarga memiliki leuit. Jumlah leuit menentukan status sosial ekonomi sebuah keluarga. Semakin banyak leuit, semakin tinggi pula statusnya.Selain terdapat leuit yang dimiliki secara individual,terdapat juga leuit yang kepemilikannya komunal. Leuit berfungsi layaknya tabungan pangan.Padi yang disimpan di dalam leuit dapat awet hingga 100 tahun.Semakin lama padi disimpan di dalam leuit,semakin berwarna merah dan teksturnya mengeras.

Ternyata filosofi leuit beserta turunan tekhnologinya, perlu mendapatkan perhatian lebih dari kita, minimal untuk diketahui dan seyogyanya segera dilakukan tindakan nyata dari pengejewantahan dari ilmu itu, agar bangsa ini dapat kembali dapat berswasembada beras dan memiliki ketahanan pangan, sehingga dari mulai dengan ketahanan, diharapkan dapat memiliki ketahanan ekonomi, agar kelak dapat sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

Diantara hal-hal yang dapat diperoleh dari filosofi leuit dan tekhnologinya adalah :

Lalu apa artinya semua ini bagi kita? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka tulisan ini dibuat.
1) Leuit merupakan gudang tempat penyimpanan pangan, dia lebih merupakan stock pangan yang dapat digunakan bila terjadi hal-hal yang diluar kewajaran, seperti adanya bencana alam, kemarau berkepanjangan, adanya kenduri desa atau membantu tetangga yang mengalami kesusahan, jadi fungsinya lebih ke masalah social dan antisipasi terhadap masa depan

2)Sedangkan untuk konsumsi sehari-hari masyarakat tidak menyimpannya di leuit tapi di rumah, sehingga ada pemisahan antara konsumsi harian dengan sesuatu yang akan dikonsumsi untuk masa depan atau bila terjadi hal-hal yang diluar kemungkinan.

3)Bangunan yang sekilas Nampak sederhana ini, ternyata memiliki kaidah-kaidah tekhnologi yang sangat maju, ada kemampuan mengatur sirkulasi udara, sehingga padi yang disimpan mampu bertahan hingga kisaran waktu 100 tahun, ada kemampuan tekhnologi pada leuit hingga tidak ada hama yang masuk, sehingga gabah yang disimpan steril terhadap hama, ada kemampuan tekhnologi sirkulasi terhadap sirkulasi gabah itu sendiri, sehingga ketika gabah dikeluarkan, maka gabah yang keluar adalah gabah yang usianya paling lama/dulu masuk leuit.

Dari tiga point diatas,banyak hal yang dapat kita simpulkan, tulisan ini hanya upaya permulaan saja,sedangkan untuk sampai pada konkret korelasinya dengan ketahanan pangan dalam konteks kekinian,diperlukan kajian-kajian yang lebih mendalam lagi, terutama dari pakarnya, dan Indonesia tidak kekurangan pakar-pakar tersebut, masalahnya sekarang, mau atau tidak saja, kita membuat dan melakukan cetak biru ketahanan pangan itu, yang salah satu raw materialnya berdasarkan filosofi dan tekhnologi leuit tadi. Sumber: kompasiana.


DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.