Pariwisata Di Lebak Banten




ORANG BADUY


Pariwisata Di Lebak Banten 
Obyek tradisional ini terletak di Kecamatan Leuwidamar 25 KM dari Rangkasbitung,untuk sampai ke lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan sampai Desa Cisimeut,dari Cisimeut jalan kaki sejauh 7 KM. Obyek tradisional ini pun sudah mulai banyak dikunjungi wisatawan,baik oleh wisatawan Nusantara maupun wisatawan Mancanegara.

Pengembangan obyek wiasata kabupaten Lebak yang dapat diharapkan menjadi daerah kunjungan wisata sudah mulai nampak,seperti Pantai Bagedur sepanjang 12 KM  dan obyek wisata tradisional Baduy. 

Masyarakat Baduy Dalam adalah masyarakat yang hidup jauh dari lingkungan pengaruh-pengaruh dunia luar.Kondisi seperti ini mendorong masyarakat tersebut mengembangkan tradisi khasnya yang menyangkut sistem kemasyarakatan,kepercayaan dan kesenian serta budayanya.

Kepercayaan Urang Baduy.
Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Buddha, Hindu,.Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes (Garna, 1993). Isi terpenting dari 'pikukuh' (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep "tanpa perubahan apa pun", atau perubahan sesedikit mungkin:
 

"Lojor heunteu beunang dipotong, pèndèk heunteu beunang disambung."

(Panjang tidak bisa/tidak boleh dipotong, pendek tidak bisa/tidak boleh disambung)

Tabu tersebut dalam kehidupan sehari-hari diinterpretasikan secara harafiah. Di bidang pertanian, bentuk pikukuh tersebut adalah dengan tidak mengubah kontur lahan bagi ladang, sehingga cara berladangnya sangat sederhana, tidak mengolah lahan dengan bajak, tidak membuat terasering, hanya menanam dengan tugal, yaitu sepotong bambu yang diruncingkan. Pada pembangunan rumah juga kontur permukaan tanah dibiarkan apa adanya, sehingga tiang penyangga rumah Kanekes seringkali tidak sama panjang. Perkataan dan tindakan mereka pun jujur, polos, tanpa basa-basi, bahkan dalam berdagang mereka tidak melakukan tawar-menawar.

Objek kepercayaan terpenting bagi masyarakat Kanekes adalah Arca Domas, yang lokasinya dirahasiakan dan dianggap paling sakral. Orang Kanekes mengunjungi lokasi tersebut untuk melakukan pemujaan setahun sekali pada bulan Kalima, yang pada tahun 2003 bertepatan dengan bulan Juli. 


Hanya Pu'un atau ketua adat tertinggi dan beberapa anggota masyarakat terpilih saja yang mengikuti rombongan pemujaan tersebut. Di kompleks Arca Domas tersebut terdapat batu lumpang yang menyimpan air hujan. Apabila pada saat pemujaan ditemukan batu lumpang tersebut ada dalam keadaan penuh air yang jernih, maka bagi masyarakat Kanekes itu merupakan pertanda bahwa hujan pada tahun tersebut akan banyak turun, dan panen akan berhasil baik. Sebaliknya, apabila batu lumpang kering atau berair keruh, maka merupakan pertanda kegagalan panen (Permana, 2003a).

Bagi sebagian kalangan,berkaitan dengan keteguhan masyarakatnya, kepercayaan yang dianut masyarakat adat Kanekes ini mencerminkan kepercayaan keagamaan masyarakat Sunda secara umum sebelum masuknya Islam.



DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.