Showing posts with label Alat musik tradisional Sunda. Show all posts
Showing posts with label Alat musik tradisional Sunda. Show all posts

Tarawangsa - Alat Musik Tradisional Sunda

                                                             

Tarawangasa
TARAWANGSA


KUMPULAN BOBODORAN SUNDA klik nu ieu ...
KUMPULAN DONGENG SUNDA SI KABAYAN klik nu ieu ...

Tarawangsa adalah waditra jenis alat gesek terbuat dari bahan kawat sebagai sumber bunyi dan kayu sebagai wadah gema. Alat ini berperan membawakan melodi yang diiringi oleh Kacapi Indung,seperti pada pergelaran " Seni pantun Sunda " atau " Ngekngek" di Rancakalong Sumedang (Jawa-Barat).

Pengertian dari Tarawangsa adalah semacam seni upacara menghormati Dewi Sri (padi) dengan Tarawangsa sebagai waditra pokok.

1. Pengertian istilah.
 Tarawangsa di daerah Sumedang disebut Ngekngek. Istilah tersebut diambil dari bunyi waditra alat gesek (digesek/dikeset/dilengek)aitu ngeek (bila dibunyikan menghendaki bunyi panjang. Sebab itulah Tarawangsa disebut " Ngekngek".

2. Bahan dan rancang bangun.
 Bahan baku untuk pembuatan waditra Tarawangsa,yaitu kayu dan kawat-kawat,hampir sama dengan Kacapi Indung. Adapun bagian-bagian bentuknya terdiri ;
-  Parungpung,adalah wadah gema(resonator) yang terdiri dari raray (muka) Bobokong (belakang),taktak,Udel (lubang udara).
-  Tihang ,sebagai tiang (bahan waditra).
-  Pureut,alat penyangga badan berfungsi sebagai kaki.
-  Panggesek ,yaitu alat menggesek yang terbuat dari kayu dengan bulu-bulu ekor kuda atau serat haramay. Alat penggesek ini berfungsi untuk melahirkan bunyi yang bersumber dari kawat atau dawai.
- Suku,alat penyangga badan berfungsi sebagai kaki.
- Inang berbentuk piramid berfungsi sebagai alat (yang digeser-geser)untuk menegangkan kawat.

3. Makna dan ragam hias.
Waditra tarawangsa mempunyai bentuk yang khas,jika dibandingkan dengan alat gesek rebab. hiasannya begitu menonjol,hiasan kecil hanya terdapat pada ujung hias atas tihang,biasa berbentuk pucuk (putik).
Bentuk Tarawangsa,secara keseluruhan disimbulkan sebagai gambaran dari sifat-sifat wanita yang cantik berbudi.
Bagian-bagian rancang bangunnya melambangkan sebagai berikut ;
* Pucuk melambangkan kepala.
* Pureut melambangkan telinga.
* Tihang melambangkan badan.
* Parungpung melambangkan perut.
* Bobokong melambangkan badan bagian belakang.
* Raray sebagai muka.
* Suku sebagai kakinya.
* Udel sebagai pusaran.
* Inang (berbentuk piramid)sebagai payudara dan kawat-kawat sebagai rambutnya.

Warna yang biasa dipergunakan untuk waditra Tarawangsa adalah warna hitam,coklat dan bodasa (warna asli).

Cara memainkan:
Untuk membunyikan Tarawangsa,penggesek digerakan kekiri dan ke kanan,dalam istilahnya mundur maju. Karena kebanyakan alat gesek dipegang tangan kanan,maka yang disebut maju itu bila penggeseknya digerakan ke arah kiri,dan mundur apabila penggeseknya digerakan ke arah kanan.

Jari-jari tangan kiri,antara lain ibu jari dipergunakan untuk memegang tiang waditra (dengan cara digenggam). Telunjuk,jari tengah,jari manis dan kelingking, menutup/nengkep kawat tarawangsa(tutupan/tengkepan dimaksud oleh bagian buku-buku jari). Cara ini berbeda dengan tengkepan rebab.
Letak posisi tangan pada tiang tarawangsa ada tiga macam yaiyu : posisi diatas untuk nada-nada rendah,posisi ditengah untuk nada-nada sedang posisi tangan di bawah untuk nada-nada tinggi.
  
Bentuk penyajian.
Seni tarawangsa disajikan sebagai sarana upacara adat penghormatan Dewi Sri(Dewi Padi). Upacara adat ini berkaitan dengan tradisi bertani(panen)seperti terdapat didaerah Rancakalong, Cigelap dan Cileutik Banjaran.

Tarwangsa di daerah Rancakalong(kab.Sumedang),  penyajiannya dilengkapi dengan sebuah kacapu,deangan membawakan lagu-lagu Pamapag,Paniman dll.

Di daerah Cigelap (Kab. Tasikmalaya),penyajian Tarawangsa dilengkapi dua perangkat calung adapun calung yang dipergunakannya terdiri dari kacapi indung dan calung anak (sejumlah tujuh batang calung),sebuah goong bambu (goong tipu) dan sebuah kacapi siter. lagu-lagu yang dibawakannya antara lain; Taraje,Omas,pamapag,dan lagu mulang. ketika membawakan lagu Mulang,para pemain terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak menari bersama.

Penyajian tarawangsa didaerah Cileuti Banjaran (Kab.Bandung ) dilengkapi satu buah kacapi. Selain sebagai sarana upacara penghormatan Dewi Sri, Tarawangsa di daerah ini dipergunakan Ki juru Pantun dalam upacara " ngaruat ". lagu-lagu yang dibawakannya antara lain; Pamapag,Panimang dan pangemat.

Penyajian seni tarawangsa di daerah Banten,menggunakan waditra Rendo (sejenis Tarawangsa berukuran kecil). Rendo ini disajikan oleh ki juru Pantun sebagai sarana upacara ' Ngaruat ". lagu-lagu yang dibawakannya antara lain; Menta kejo,Menta sepah,kejo Tutung dan Oncom Terong . Lagu-lagu tersebut merupakan lagu-lagu jenis hiburan.

Dongeng Sunda "Aksara Sunda Nu Munggaran klik nu Ieu ...
SEJARAH ALAT MUSIK TRADISIONAL KARINDING klik disini ...

Sumber:Waditra alat-alat kesenian daerah Jawa-Barat.
Ubun Kubarsah R. 


DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


Asal Usul Karinding




Karinding adalah salahsatu istrumen musik tradisional (waditra) yang dibunyikan dengan cara dipukul dengan mempergunakan jari telunjuk atau jari tengah serta mulut sebagai wadahgemanya.

Alat musik Karinding dikenal pula didaerah-daerah lain seperti diJawa Tengah,'karinding' disebut dengan 'Rinding', di Bali disebut'Genggong', di Sumba (NTT) disebut 'Dunga', 'Druri' di Nias (Sumut),'Vicon' di Irian Jaya (Papua). Sedangkan dalam istilah asing (Inggris) waditra ini disebut dengan 'Jew's harp' (kecapi mulut).  Tempo doeloe 'Karinding' dimainkan secara solitaire (sendiri) ditempat-tempat yang sepi oleh pria atau wanita untuk menghibur diri.Misalnya oleh pengembala kerbau dll.

'Karinding' merupakan sebuah waditra yang memiliki peranan penting dikalangan masyarakat tertentu,terutama dikalangan kaula muda,sebagai media komunikasi dikala mereka berkunjung kerumah salah seorang gadis yang diidamkannya. Dirumah si-gadis inilah mereka memainkan 'Karinding'dengan maksud untuk menarik perhatian si-gadis tersebut. Jika si-gadis terpikat dengan suara 'Karinding' itu,diharapkan dapat mencintai si pemainnya.

Waditra 'karinding' ini biasanya dibuat dari bahan sembilu bambu atau dari pelepah dahan nira/enau yang berbentuk empat persegi panjang.

Cara pembuatan 'Karinding' yaitu dengan cara memotong sembilu bambu atau pelepah daun enau dengan ukuran tertentu. Setelah bahan tersebut dipotong lalu diraut untuk membuat lubang-lubang ditengah permukaan,serta lidah- lidah yang berfungsi sebagai sumber bunyi.

Fungsi dan kegunaan 'Karinding' dalam penyajiannya adalah sebagai pembawa alur lagu/melodi.
Cara membunyikannya:'Karinding' didekatkan pada mulut,lalu dipukul dengan jari telunjuk,sedangkan rongga mulut membantu volume udara untuk mengatur nada-nada lagu yang dibawakannya.

Selain 'Karinding ada juga waditra lain yang hampir sejenis,waditra ini disebut 'Keprak' terbuat dari bahan bambu juga. Perbedaan memainkan'Keprak'dengan 'Karinding'yaitu: 'Keprak' dibunyikan dengan cara dipukul-pukulkan pada telapak tangan. 
ALAT MUSIK TRADISIONAL SUNDA TARAWANGSA klik disini...





DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


Rebab Alat Musik Tradisional Sunda Yang Sarat Makna



Rebab
"REBAB"


Rebab adalah waditra(alat musik)jenis gesek,karena bunyi yang dihasilkan waditra ini bersumber dari kawat yang dimainkan denagn cara di gesek. Waditra ini hampir sama dengan tarawangsa,perbedaannya terletak pada bentuk dan cara memakainya.

Pengertian Istilah:
Rebab berasal dari kata Rabab (bahasa Persia) yang artinya sedih.
Pengertian ini sesuai dengan jenis lagu-lagu pada rebab,yang sering membawakan lagu-lagu " ngalengis ",yaitu  lagu-lagu yang sangat menyayat hati (sedih). Diantara  waditra-waditra Sunda,alat gesek Rebab merupakan waditra uang paling tepat menghantarkan lagu-lagu yang bersuansana sedih.

Rebab biasa disebut Lengek. Lengek adalah alat gesek/keset. Orang yang sedang menyajikan Rebab biasa disebut  " ngalengek". Jadi ngalenggek sama dengan ngarebab/merebab.

Bahan dan Rancang Bangun :
Waditra Rebab dibuat dari bahan : kayu,kawat dan kulit,dengan bahan tambahan kain dan pelitur.
Terbuat dari bahan kayu jeruk. Bagian lainnya seperti : wangkis terbuat dari bahan kayu nangka,Tumpang sari dari bahan Kayu jati,dari bulu ekor kuda putih,Dampit dari bahan karet atau benda yang empuk dan sisir dari bahan tanduk atau tulang binatang.

Makna ragam hias. 
Bentuk keseluruhan waditra Rebab merupakan hiasan-hiasan  lambang-lambang seperti :
- Wangki ngadaun seureuh (seperti daun sirih) Bentuk muka "ngadaun seureuh", merupakan ukuran yang menunjukan bentuk muka wanita cantik.
 - Dodot yaitu kain pembungkus wangkis,melambangkan  keindahan kain (busana) yang biasa dipakai oleh seorang wanita.
 - Suku disebut bitis (betis),melambangkan kaki.
 - Tiang rebab menggambarkan badan yang tinggi ramping, dengan warna kulit yang yang disebut hejo carulang (hijau keputih  putihan), oleh karena itu tiang rebab sering dbuat dari kayu jeruk yang warnanya putih.
 - Pucuk menggambarkan sanggul/hiasan/rambutwanita.
 - Pureut menggambarkan daun telinga.
 - Tumpangsari menggambarkan alis mata.
 - Dampit menggambarkan bibir atau mulut.
 - Pangset (penggesek) berbentuk gondewa,menggambarkan 
   lengan/tangan wanita cantik. Seperti diungkapkan peribahasa Sunda " pangan anu ngagandong" yang artinya menunjukan ukuran bentuk tangan wanita cantik.

Cara memainkan :
Rebab dimainkan dengan cara :(1) Ngeset kawat (menggeset kawat),(2) Nangkep Kawat (menekan kawat).

(1) Ngesek kawat (menggesek kawat).
Penggesek Rebab dipegang tepat pada "ganca" (bagian penggal penggesek),kemudian digerakan lambat setengah ditekan ,untuk melahirkan suara panjang dan lembut.
- Diembat, gerakan lambat untuk melahirkan suara  
  panjang.
- Digolosor,menggesek dengan gerakan lambat setengah
  ditekan,untuk melahirkan suara panjang dan lembut..
- Dicacag,menggesek dengan dengan gerakan terputus-putus,untuk melahirkan suara yang patah-patah.
- Direnghap,meggesek dengan menurut renghapan (nafas antara)juru kawih (vokalis).
- Digetet,menggesek gerakan pendek-pendek (mundur maju)untuk melahirkan suara yang tersendat-sendat.
- Dikelecer,digesek dengan mengetar,untuk melahirkan suara ngeleter (tremolo).

(2) Nengkep Kawat.
Rebab mempergunakan dua buah kawat,Kawat di sebelah kiri adalah kawat yang bernada "Barang/Da(1)" yang sering sdigesek,sedangkan kawat sebelah kanan bernada "Galimer/Ti(4)" digesek hanya pada lagu-lagu tertentu,yaitu lagu-lagu yang memerlukan nada 2(mi-ngeng),serta serta "ligar"(kedua kawat digesek bersamaan tanpa ditekan/Ditengkep). 

KUMPULAN BOBODORAN SUNDA klik nu ieu ...
KUMPULAN DONGENG SUNDA SI KABAYAN klik nu ieu ...





DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!