Pada tahun 1872 Pemerintah Kolonial Belanda
memberikan kesempatan para penguasa berkebangsaan Belanda yang berdomisili di
Sukabumi untuk membuka usaha dibidang perkebunan,terutama teh dan karet. Di
wilayah itu ternyata upaya tersebut mendapat perhatian dan mengalami
perkembangan yang pesat,sehingga pada tahun 1815 tercatat 160 buah perkebunan.
Seiring dengan berkembangnya jumlah
perkebunan,penduduk kota Sukabumi maupun yang berkebangsaan Belanda bertambah
pula. pada akhirnya penguasa pada masa itu menganggap perlu mendirikan
pemerintahan yang otonom.
Pada Tanggal 1 April 1914 Ibukota Distrik Sukabumi resmi menjadi daerah otonom dengan status Gemeente .
Sekarang daerah itu
menjadi Perintah Kotamadya DT II Sukabumi. Luas wilayahnya meliputi 1215
hektar.
Sedangkan pemisahan distrik Sukabumi dari Kabupaten Cianjur baru terjadi pada tanggal 1 Juli 1912. Sejak itu wilayah Sukabumi yang semula bernama " Kacutakan Gunung Parang " mempunyai pemerintahan sendiri yang otonom. Dengan dikuatkan oleh Undand-Undang No.14/1950 tentang terbentuknya daerah-daerah kabupaten di Jawa-Barat,hingga sekarang daerah ini menjadi Kabupaten Tingkat II Sukabumi.
Sejak berdirinya pemerintah Kabupaten Sukabumi,tercatat nama-nama Kepala Daerah/Pangreh yang memimpin daerah ini sebagai berikut: Periode Republik: R. Rg.Adiwikarta (1945),Mr.Haroen (1945), M.Soewardi (1946), R.A.A. Hilman Djajaningrat (1947).
Periode Recomba :
R.A.A. Soeria Danoe Ningrat(1947-1949).
Periode Rebuplik: R.Widjaja Soeria(1950-1960), R.Hardjasoetisna ( 1960-1963),R.Kurdi Suriadiharja (1963-1967),Kol Polisi H.Anwari (1967-1978), Drs.H.M.a.zainuddin (1978-1983),Drs. H. Ragam Santika (1983-1989).
- Sejarah Tatar Sunda BACA BERIKUTNYA >>
Sumber:Bunga Rampai Jawa-Barat.
Musnipal Mashun 1991
Musnipal Mashun 1991
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.