PENANAMAN KOPI DI CIANJUR TAHUN SEJAK 1711,
Setibanya di Mocha (di Yaman) tahun 1616,Pieter van den Broeke sangat terheran-heran. Disana dilihatnya orang minum air hitam dengan nikmat. Ketika ia bertanya-tanya,dijelaskan kepadanya bahwa minuman hitam itu dibuat dari biji-bijian yang asing baginya,setelah disangrai dan digiling,diseduh dengan air mendidih. Tak lama kemudian VOC mengambil bagian dalam perdagangan kopi setempat. Tetapi baru tahun 1663 kiriman kopi yang pertama sampai ke Belanda.
Hampir setengah abad kemudian semua pembantu wanita dan penjahit,ingin minum kopi di pagi hari. kalau tidak,mereka tak dapat bekerja. Tetapi,haruskah VOC sendiri menanam kopi Di Indonesia ? Gubernur Jenderal Camphuys mencobanya di tahun 1696.Baru tahun 1711,Bupati Ara Wiratanoe,dari daerah Cianjur,yang terletak di Priangan (Jawa-Barat), merupakan daerah pedalaman Batavia,menghasilakan paket kopi yang pertama. Seratus pon. Ternyata penanaman kopi tidak memerlukan modal maupun alat-alat yang rumit,lagi pula hampir semua orang dapat melakukannya karena hanya sedikit pengetahuan yang diperlukan. Maka lahirlah " sistem tanam paksa Priangan ".Dengan upah kecil penduduk dipaksa menanam kopi,yang oleh pemimpinya sendiri,yakni para Bupati,hasilnya kemudian diserahkan kepada VOC.
Sudah di tahun 1720,kopi Priangan sebanyak 100.000 ton pon dikirimkan ke Eropa,tiga tahun kemudian sejuta pon. Lalu terjadi kepanikan ! Sebab sekarang ada bahaya kelebihan produksi,l agipula orang Jawa tiba-tiba menerima begitu banyak uang untuk pengiriman kopi,sehingga ada kemungkinan mereka akan unjuk gigi.
Hal itu tak boleh terjadi ! VOC segera menurunkan secara sepihak harga pembelianya,namun bersikeras supaya jumlah yang diserahkan tetap sama. Jadi petani diberi lima ringgit padahal yang dijanjikan 21 ringgit.Tentu saja budidaya kopi langsung menghilang. Baik deh,sembilan ringgit. Sia-sia saja. Kalau begitu harus dilakukan paksaan.
"Awas,barang siapa kebun kopinya tidak memuaskan,akan dihukum Iblis!"bentak pegawai VOC kepada kepala desa yang ketakutan. Dan dengan putus asa petani Jawa bekerja membanting tulang.
"Sia-sialah peluhnya bercucuran membasahi wajahnya,dan kepalanya terpanggang sinar surya yang membara.
Adakalanya petani memberontak. Bupati Cianjur yang tamak,yang bertindak sebagai calo bagi VOC,tewas dibunuh. Tetapi pekerjaan itu tetap berlanjut. Menjelang bubarnya VOC,daerah Priangan yang dulu tidak penting itu,kini berkat kopi,menempati "tempat utama diantara milik VOC yang menguntungkan".
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.