JAARBEUR BANDUNG 1920-1926
Menurut cerita Pak Kunto (ayah penulis Wajah Bandoeng Tempo Doeloe)yang pernah menjadi Kepala
Stasion Cimahi, Cibatu,Bandung pada tahun 1930'an,berpergian dengan kereta api
pada jaman baheula merupakan aktraksi wisata lokal bagi penduduk pedesaan di
sekitar Kota Bandung,dengan istilah " nyaba ka dayeuh " (pergi ke
kota) mereka berbondong pergi ke dayeuh Bandung.
Dayeuh adalah sebutan populer masa itu untuk Bandung.
Jadi bila ada calon penumpang K.A. yang
mengatakan " Dayeuh " di depan loket karcis sebuah halte kecil
sekitar Bandung,jelas kota tujuan yang dimaksud adalah Kota Bandung.Dayeuh adalah sebutan populer masa itu untuk Bandung.
Adapun jalur kereta api yang dibangun di wilayah hinterland Kota Bandung pada awal abad-20,bukan hanya berfungsi sebagai sarana angkutan penumpang dan hasil perkebunan saja,akan tetapi juga telah dapat mengintegrasikan perekonomian ke wilayah Dataran Tinggi Bandung. Kota kecil yang dihubungkan oleh jalan kereta api ke Kota Bandung tempo doeloe,meliputi trayek sebagai berikut :
tanggal 23 Pebruari 1918 dibangun jalur rel
K.A.: Bandung-Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Citali.Yang direncanakan terus
ke Sumedang,namun tak pernah terlaksana.
Trayek
Trem Bandung ke Kopo pada tanggal 1 Juni 1918 dan diteruskan ke Ciwidey 18
maret 1921.
Lintas K.A. dari Bandung ke Citeureup-Majalaya 6 juni 1919 pada jalur sama dibangun pula lintasan rel K.A. Citeureup-Banjaran-Pangalengan,yang rampung dikerjakan pada tanggal 18 Maret 1921. (Lihat :BLMC.Perquin,Nederlansche Indisch Staatspoor en Tramwegen,1921).
(Sumber:Wajah Bandoeng Tempo Doeloe.1984.Haryoto Kunto)
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.