Bali merupakan gudang naskah kuno terkaya di Indonesia. penyelamatan naskah-naskah rontal (daun lontar) telah dilakukan secara teratur oleh para pemiliknya.
Di Bali diadakan peringantan Saraswati,tiap 210 hari. Pada hari itulah para pemilik naskah rontal membersihkan naskahnya beramai-ramai. Selain itu,rontal-rontal tertentu disalin oleh para agamawan dan budayawan.
Pada tahun 1928 telah didirikan Gedung Kirtya di Singaraja. Tujuanya untuk mencari dan menyelamatkan naskah-naskah rontal,baik yang berbahasa Jawa Kuno,Jawa-Tengah,bahasa Bali,maupun bahasa Sasak. Pada waktu ini Lembaga rontal Fakultas Sastra Universitas Udayana memiliki koleksi rontal sekitar 750 buah. Beberapa Universitas di luar negeri seperti Australia dan di India sering mengirimkan penelitinya ke Bali. Begitu pula peneliti dari Belanda.
Belum lama berselang Prof.Dr, I Gusti Ngurah Bagus telah menemukan rontal Negarakertagama,yang usianya lebih tua dari naskah yang ditemukan oleh A.Brandes pada tahun 1894 di puri Cakranegara,Lombok. Diketahui bahwa sampai saat ini telah ditemukan sebanyak lima buah naskah rontal Negarakertagama.
Sejak masa lalu para ilmuwan sangat tertarik pada naskah-naskah lama. Diperkirakan bahwa Dr. Hookaas telah memproduksi 2500 teks naskah rontal. Sekalipun demikian orang masih mengharapkan penemuan naskah penting yang diperkirakan belum terjamah tangan.
Gedung Kirtya,misalnya pernah mengumumkan penemuaanya tentang naskah pembuatan "racun". Kini tengah dicari sejumalah naskah yang isinya sejenis dalam masyarakat. Sesungguhnya isi naskah-naskah itu sangat luas jangkauannya. Mencakup ilmu pengetahuan seperti, Arsitektur, Ilmu Perbintangan dan Ilmu hukum. Kita dapat membaca naskah Asia Bumi,Astakosala dan Wismakarma serta lain-lain. Atau naskah arsitektur tradisional berjudul: "Darmaning Sanging".
Naskah-naskah hukum yang lebih banyak bercorak Bali,antara lain bejudul" Kertasima,Paswara,Awig-awig dan kartasima Subak. Sedang naskah yang memuat Astronomi biasanya memakai judul: Wariga dan Sundari. naskah yang banyak adalah berkaitan dengan pertanian dan penentuan hari-hari baik untuk upacara keagamaan. naskah keagamaan tak terbilang banyaknya. Umumnya memakai judul" Wehda,mantra dan Puja". Menurut Dr.Yuynboll,saat ini di Universitas Leiden-Belanda, terdapat ratusan naskah ini. Tahun 1935 dan 1937 telah terbit daftar naskah Lontar,yang dimiliki Gedong Kirtya di Singaraja oleh R.Goris.
Naskah kesustraan yang berupa kakawin,kidung,guguritan serta cerita rakyat telah banyak digarap oleh ilmuwan, misalnya prof.Dr. I Gusti Ngurah Bagus, Dr.C.Hooykaas, Prof.Dr.Zetmulder. bahkan ada seorang pakar asing yang dengan teliti telah mengaitkan sastra kidung dengan musik Bali R.H. Wallis telah meraih gelar Doktor berkat penelitian tersebut. Dalam naskah-naskah yang berjudul "Usada dan Budha Kecapi,nenek moyang kita telah meninggalkan ilmu tentang pengobatan dan penyembuhan.
Sumber:Menimba Ilmu dari
Museum-oleh.Pratameng Kusumo
Balai Pustaka1989.
Balai Pustaka1989.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.