Pada masa ini ada Pusat Kebudayaan " Keimin Bunka Sidhojo" Banyak pelukis terkenal menjadi anggota dalam perkumpulan ini, seperti Kusnadi, Nashar, Trubus, Zaini dan Sjahrir.
Tujuan perkumpulan ini sebenarnya untuk propaganda Jepang, tetapi beberapa anggotanya tidak setuju. Misalnya Affandi : Ia melukis Romusha yang sangat menderita dan kelihatan kurus.
Tentu saja lukisan ini tidak disukai pemerintah.
Pada tahun 1943 ia melukis "Peniup suling Bali" yang mempunyai bentuk (khususnya jenggotnya) orang Jepang.
Pada tahun 19443 berdiri "Putera" (Pusat tenaga Rakyat) yang mempunyai seksi-seksi, antara lain seksi seksi seni lukis yang diketuai oleh Sudjono. Kemudian timbul kelompok pelukis-pelukis modern termasuk di sisni Affandi, Hendra dan Sudjono sendiri, tetapi juga pelukis-pelukis muda seperti Sudjono Yudhokusumo, Mochtar Apin dan Henk Ngantung .
SETELAH KEMERDEKAAN
Pada
masa ini seniman-seniman banyak terorganisir di dalam
perkumpulan-perkumpulan. Antara lain di Yogya berdiri " Pusat Tenaga
Pelukis Indonesia" , yang diketuai oleh Djajengasmoro ; di Madiun
berdiri perkumpulan Seniman Indonesia Muda yang diketuai oleh Sudjono.
Di Yogya masih pula ditemui perkumpulan Seni Rupa Masyarakat dengan
ketuanya Affandi dan perkumpulan Pelukis Rakyat, di mana Affandi
bergabung dengan Sudjono.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.