UCOK AKA (1943-2009) |
Mendung tampak menggelayut di Makam Kebrabon Tegal, Surabaya, siang itu. seorang legenda rock Indonesia telah berpulang. Andalas Datoe Oloan Harahap atau yang lebih dikenal dengan nama Ucok AKA akhirnya menyerah pada penyakit kanker yang menggerogoti paru-paru bagian kanannya.Usianya 66 tahun.
Selain keluarga, tampak beberapa legenda rock Indonesia juga datang untuk mengantarkan Ucok menuju peristirahatan terakhir pada Kamis (3/12) silam. Achmad Albar,Ian Antono dan Jelly Tobing tampak di antara para pelayat yang hadir.
Tiga anggota AKA yang lain: Syech Abidin. Soenatha Tanjung dan Arthur Kaunang datang belakangan. Begitu datang, Syech Abidin langsung menghambur ke jenazah Ucok yang disemayamkan di balai desa. "Saya ingin bertemu dengan kakak saya. Dia itu kakak saya," kata Syech dengan nada sendu sambil mencium kening Ucok. Maklum, menurut Arul, asisten pribadi Ucok, Syech adalah personel yang paling dekat dengan almarhum.
Bagi Syech Abidin, Ucok bukan hanya sekedar vokalis dan frontman AKA, melainkan juga kakak baginya dan personel lainnya. Para pelayat kompak mengenakan pakaian hitam siang itu sebagai simbol kolektif duka cita. Sayang, kondisi duka itu sempat dirusak dengan beberapa orang yang meminta foto bersama Achmad Albar.
Ray Sri Hartini, istri Ucok yang terakhir, dengan mata sembab menj el as kan b ahwa semasa awal sakit pada medio September hingga tutup usia, Ucok tak pernah bersikap me-nyusahkan. Dan di penghujung umurnya, Ucok mungkin orang tua paling berbahagia di seluruh dunia. Bagaimana tidak, seluruh anak- anak dari sembilan orang istrinya datang menjenguk. Termasuk pasangan kakak adik Sutan Mahayudin Kharisma dan Sutra Kharmelia yang sudah lama tak bertemu dengan Ucok. Semasa hidupnya, Ucok AKA terkenal sebagai vokalis yang atraktif nan garang. Aksi panggungnya terhitung revolusioner pada masanya. Dia berhasil menggabungkan musik rock dengan shocking stage act.
Beberapa aksi yang terhitung legendaris adalah ketika Ucok masuk peti mati dan berakhir dengan kesurupan. Selain itu,aksi dicambuk algojo hingga menggantung dini juga berhasil membuat Ucok dikenang sebagai legenda musik rock hingga sekarang. Penghargaan dari generasi sekarang yakni berupa masuknya lagu AKA yang ber-judul "Do What You Like" pada peringkat 125 dalam 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa versi majalah ini. Lagu tersebut ada pada album Do What You Like yang rilis pada 1970. Pada masa jaya AKA, Ucok, Soenatha, Syech dan Arthur berhasil mengeluarkan beberapa album yang kental dengan nuansa funk dan hard rock, seperti Reflection (1971), Crazy Joe (1973) hingga Cruel Side of Suez War (1974).
" DUO KRIBO - AHMAD ALBAR DAN UCOK HARAPAP "
" DUO KRIBO " |
Salah satu lagu AKA yang paling terkenal adalah "Badai Bulan Desember". Menurut Jan Djuhana, Senior A&R Director Sony Music Indonesia, lagu ini akan dirilis ulang Andy /rif dalam album solonya. Jan Djuhana sempat bertemu Ucok di RS Darmo beberapa hari sebelum ia tutup usia. Mereka berkomunikasi melalui tulisan, karena Ucok sudah tak sanggup lagi berbicara. Meninggalnya Ucok mungkin menyisakan pertanyaan bagi para penggiat musik rock di Surabaya.
Ucok sendiri pada pertengahan tahun 2009 membentuk komunitas Warrocks yang merupakan singkatan dari "Wadah Arek Rock Suroboyo". "Mungkin dengan meninggalnya Om Ucok, kegiatan Warrocks akan vakum sejenak," kata Arul yang ikut hadir ketika Ucok membentuk komunitas ini. Ucok juga sebuah studio musik di daerah Pagesangan, Surabaya. Usaha ini merupakan usaha patungan Ucok, Hartini dan Agus Suparyono, adik kandung Hartini. Masih belum jelas apakah usaha studio ini akan tetap dijalankan atau tidak.
Hartini sendiri saat ini masih memiliki hasrat untuk meneruskan mimpi Ucok yang masih belum terlaksana. Semasa sehat. Ucok ingin membuat sebuah one stop rock n roll arena. Sebuah tempat yang terdiri dari museum musik, panggung terbuka untuk menampilkan band-band rock muda, serta taman bermain bagi anak- anak. Selain itu akan ada patung-patung para legenda musik Indonesia. Beberapa pemusik yang sudah masuk daftar untuk dibuatkan patungnya antara lain Gombloh, Ahmad Albar, Titiek Puspa hingga Ian Antono.
Sayang Ucok tak sempat melaksanakan mimpi terbesarnya Dia keburu dipanggil oleh sang pencipta. Tapi Hartini berjanji akan berusaha keras mewujud-kan mimpi Ucok tersebut. Selamat jalan dan beristirahatlah dengan tenang.
Sejarah Berdirinya AKA bisa dilihat disini ...
Album_albumnya bisa dibaca disini ...
Sekedar untuk mengenang beliau sobat bisa dengerin lagu nya disini ...
Sumber:Rolling Stone.Edisi 57.Januari-2010.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.