Musik Tempo Dulu :
Petualangan Musikal
"Eka Sapta"



Eka Sapta
" PETUALANGAN MUSIKAL EKA SAPTA "
Suasana Jakarta tengah malam bulan Mei 1963 lenggang. Diantara satu dua kendaraan yang melintas,sebuah becak menembus keremangan sinar lampu di jalan Hayam Wuruk,kemudian berbelok ke jalan Juanda menuju jalan Gunung Sahari. Pengemudi becak seakan tidak mendengar obrolan penumpangnya,Bing Slamet dan Idris Sardi. Kalau pun dia mencoba menyimak barangkali  tidak juga mengerti apa yang merka katakan.

Saa itu Bing Slamet dan Idris Sardi sedang ngobrol seru soal mendirikan perkumpulan musik,istilah lazim masa itu sebagaimana sebutan orkes untuk semua kelompok musik. Di piringan hitam terbitan Dimita Moulding Company tahun 1964,Burung Gelatik,penyanyi Ernie dan Liesda Johan diiringi Orkes Medesnasz dibawah pimpinan Dimas Wahab yang saat itu berusia 16 tahun. Dimas Wahab kemudian mendirikan The Pro's,salah satu anggotanya Ronny Mahasuci,sempat bergabung dengan "Eka Sapta".

Kesegaran yang memancar dari lagu-lagu yang ia bawakan melalui biola saktinya, menunjukkan bahwa Idris mempunyai dan interpretasi yang tepat, disertai dengan penguasaan teknik jang sudah mencapai taraf internasional. Kadang suara alun biolanya begitu menggairahkan riang gembira tenang-tenang mesra. Menjerit meninggi menyayat hati mengungkap segala kenangan siapa-siapa yang mendengarnya.

Idris Sardi bagi penulis adalah kawan tapi sayang Idris tidak pernah menceritakan secara pasti tanggal berapa ía dilahirkankan, cuma dapat dikatakan Idris memulai karir musiknja sebagai violist pada umur kurang lebih 15,langsung mendjadi pemain Orkes Studio Djakarta. Pendidikan musiknja yang pertama diperoleh dari ajahnja sendiri Sardi almarhum, juga salah violist terkenal,selanjutnya Idris pernah mengikuti sekolah musik di Djogjakarta.

Dan kini dalam usia 23 tahun, setelah bergaul luas dengan pemain-pemain musik main bersama orkes Mambeta-rumpajonja Bing Slamet, 0rkes Puspa Dewi pimpinan Iskandar, orkes Maya Seroja asuhan Moh. Setioso; akhirnya dengan disertai dorongan semangat dan bantuan kawan-kawan sejawat terutama Bing Slamet dan sdr. Amin, Idris kali ini menunjukan kemampuan bakatnya dalam bidang arransemen dan memimpin orkes besar jang terdiri dari` kurang lebih 40 orang, dibantu oleh delapan dara paduan suara.

Sembilan lagu yang ia arransir sendiri (Angin Mamiri,Jali-jali, Bengawan Solo, Kumbang cari, Restumu Kini Kunantikan, Piso Surit, Sarinande, Kotek-kotek dan Rayuan Pulau Kelapa), dua buah bersama Bing Slamet (Es Lilin Dan Djauh Di Mata), dan sebuah arransemen Miss Mualim (Sue Ora Djamu) menghias L.P jang ada dihadapan anda kini, dengan berjudulkan"JAUH DI MATA'.

Anda akan mengenal Idris lebih dekat, cuma dengan jalan memutar dan mendengarkan album "jauh Di Mata" (setelah mana: Semoga makin dekat di hati), musiknya tenang penuh gaja dan warna, pendapat selandjutnya terserah anda. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, atas  kesempatan yang diberikan untuk sekedar memperkenalkan Idris Sardi pada anda (yang belum mengenalnya)." Piringan hitam berkode produksi ARN — 1002 ini diproduksi CV Ria Nada„ pimpinan produksi Amin dan disalurkan melalui agen tunggal toko radio AMI, di jalan Hayam Wuruk 57, Jakarta kota. 
Album-Albumnya klik disini ...
Untuk lagunya klik disini...

Sumber:Rolling Stone-Special Issue-Edisi 35-Maret 2008


DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.