Bandung Tempo Dulu
Alun-Alun Bandung

      



masjid agung bandung
MASJID AGUNG BANDUNG TEMPO DULU 
TAHUN 1929

Sebetulnya kalau wilayah Alun-Alun Bandung masih utuh dan belum mengalami perubahan seperti sekarang,patut mendapat prioritas untuk dipugar secara keseluruhan sebab, Kompleks alun-alun dengan perlengkapan bangunan-bangunan seperti: Pendopo Kabupaten,Mesjid,penjara,Pasar,berikut kampung saudagar (Bazaar/Kauman) dan kemudian Kantor Pos (ada,setelah kolonial Belanda) yang terletak di sekeliling alun-alun,merupakan tipe pusat kota-kota tradisionil di Pulau Jawa(Baca Buku: "The Indonesian Town" kumpulan tulisan sarjana Belanda,tahun 1958).

Dalam mengukur wajah Kota Bandung tempo doeloe akan terlihat perpaduan antara gaya arsitektur Indonesia asli dengan arsitektur barat (Eropa/belanda),dan dibumbui dengan pengaruh arsitektur islam(Arab)dan Cina. Sehingga menjelmalah "Wajah Kota" dalam bentuk koloniaal Stad ", yang mencerminkan multi rasial dari penduduknya dengan selera gado-gado dalam gaya arsitektur bangunan kotanya sebagaimana telah diungkapkan oleh Dr.J.M. van der Kroef(1954)dan prof W.F. Wertheim (1956).

Bangunan-bangunan yang terdapat di sekeliling alun-alun, mencerminkan azas " Tiga kekuasaan " (Trias-Politika) dalam tata- negara yang demokkratis. Kabupaten (kraton) melambangkan eksekutip, Mesjid mencerminkan legislatip dan penjara melambangkan judikatip,-ini adalah lambang fisik dari pusat kota tradisional,yang telah mendapat pengaruh barat.

Dua pohon Beringin di alun-alun,melambangkan tugas kewajiban Pamong Praja(Kata Jawa-Momong-mengayomi)yang harus mengasuh dan mengayomi/melindungi rakyat.
Pada jaman dulu,alun-alun juga menjadi tempat rakyat kecil menyampaikan protes damai,duduk memakai pakaian serba putih bersama anak isrinya,untuk menarik perhatian Raja atau Bupati,sehingga pengaduannya mendapat tanggapan.

Di alun-alun Bandung sebelah utara, dulu terdapat sebuah pohon Beringin "Juliana boom",yang ditanam pada tanggal 1 Mei 1909, sebagai peringatan hari lahir Puteri Juliana, pohon itu tumbang beberap saat sebelum Jepang masuk, mengantar kepergian Kolonial Belanda dari Hindia-Belanda.

Sayang sekali,alun-alun Bandung yang seusia dengan kota,telah memudar wajahnya,membawa sekelumit kenangan Indah bagi Oude-garde (angkatan tua)atau Angkot(angkatan kolot) yang lebih beruntung, karena mereka pernah mengenyam hidup tenteram di kota Parijs van Java.

sumber:Wajah Bandung Tempo Doeloe.1984.Haryoto Kunto  
              
DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.