Bandung Tempo Dulu Tahun 1921




SISWA SISWI H.I.K DI LEMBANG BANDUNG 
FOTO DIBUAT TAHUN 1931


Kampung Bandung pada tahun di tahun 1896 baru dihuni oleh kurang-lebih 29.382 jiwa. Diantaranya 1.250 jiwa orang Eropa. Menurut Reitsma dan Hoogland,1921. Dibandingkan dengan kemajuan kota Surabaya Tempo Doeloe ,Bandung di tahun 1896 masih terbilang "udik" Jalan Braga saja masih jeblog berlumpur ,penerangan jalan dengan lentera minyak di Bandung,belum terpasang semuanya. 

Sedangkan jembatan Cikapundung di JL. Asia-Afrika ,pada waktu itu masih terbuat dari balok kayu yang dilapisi jerami dan "kotoran kuda" ( menurut sesepuh Bandung). Kota Bandung kelewat miskin dan bersahaja untuk memikul tanggung jawab sebagai penyelenggara kongres. Bahkan pada masa itu,orang-orang Belanda luar kota,sering menyebutnya Bandung sebagai "kottatje" (kota mungil).

Akibat kurang lengkapnya fasilitas kota Bandung,maka orang yang paling sibuk adalah Meneer Jacob dari Panitia Kongres Seksi Sibuk.
  
'Bagaimana nich caranya,agar kongres mencapai sukses ?" begitu persoalan teknis yang berkecamuk di otak tuan Jacob. untunglah datang dewa penolong. Dia adalah Meneer Schenk,seorang pendahulu Preangers Planters(tuan perkebunan/Onderneming)di Priangan yang terkenal royal. Buat memeriahkan dan mensukseskan kongres, diboyong lah Nonie-nonie Cantik Indo-Belanda, dari Perkebunan Pasirmalang,untuk menghibur peserta kongres.
  
Maka bisa diramalkan dengan segera,bahwa penyelenggaraan kongres menjadi "beres-roes" dan "sukses besar" .

Memang buat para Pengusaha Perkebunan Gula yang kebanyakan datang dari daerah Jawa-Tengah dan Jawa-Timur,berkongres di Bandung,benar-benar menjadi "lekker kost zonder ongkos"!.

Nah,lewat mulut para peserta kongres inilah,Bandung di sebut sebagai " De Bloem der Indische Bergsteden" ( Bunganya Kota Pegunungan di Hindia-Belanda). 

  (sumber:wajah Bandoeng Tempo Doeloe 1984.Haryoto Kunto)

 
DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.