PASAR BARU BANDUNG 1920-1921
Ada kisah yang menarik tentang kehidupan para mbakyu dan Kangmas(orang-orang Jawa tengah/Timur) yang menjadi penghuni Kota Kembang tempo doeloe.
Tatkala ayah penulis(Buku Bandung Tempo Doeloe) untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Kota Bandung pada tahun 1919,pada saat itu Ambtenaar orang Jawa yang agak terpandang cuma ada 26 orang.
Pangkat mereka paling juga Komis dan Klerk dari Jawatan Negara seperti: PTT..SS..BOW..dan Pegadaian Negeri.Selebihnya,dalam bilangan belum mencapai ribuan orang adalah anggota militer, Guru,Pelajar dan Pedagang. Umumnya adalah pedagangkain batik yang menjajakan barangnya di Pasar Baru.
Para mBakyu dan Kangmas yang daerah asalnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur,umumnya datang ke Kota Bandung tempo doeloe dengan menaiki Kereta Api Express Surabaya Bandung yang ditempuh seharian dalam perjalanan(Eendaagsche).
kedatangan mereka yang lewat larut malam,sering jadi bahan olok-olok warga kota dalam bentuk "sisindiran" Bahasa Sunda yang "menuduh mereka maling apu(kapur)". Hingga "datang poek teu di aku" (Datang malam tak dibukakan pintu). cuma guyonan saja...
Buat mereka yang baru turun di stasion Bandung lewat tengah malam, apalagi tinggal di babakan Surabaya yang jauh terletak di timur Kota,tentu sulit mendapat kendaraan. Tapi tak perlu cemas bila " Datang poek Teu diaku ". Silahkan mampir ke Pasar Baru sebuah pasar yang tak pernah tidur.Sambil menunggu Fajar menyingsing,bisa menikmati segala hidangan makanan khas Bandung tempo doeloe. Begitulah catatan kecil dari Bandung di awal abad ke-20.Sumber:Wajah Bandung Tempo Doeloe.Haryoto Kunto)
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.