GEDUNG JAARBEUR BANDUNG
FOTO DIBUAT ANTARA TAHUN 1920-1926
Pasar malam yang pertama kali diadakan di Indonesia dengan lingkup besar diperkirakan adalah sebuah pasar malam yang diadakan di Batavia dan terkenal dengan nama 'Pasar Malam Gambir'. Nama Pasar Gambir sendiri diambil dari nama seorang kapten Inggris yang tinggal di Batavia pada masa kolonial Inggris,ia mengusulkan agar diselenggarakan pasar malam yang besar dan terpusat. Saat itu Batavia merupakan Ibukota yang berada pada kepemimpinan ' Gubernur Jendral Raflles'.
Kegiatan pasar malam diselenggarakan dengan maksud untuk memperkenalkan hasil perdagangan dan industri yang ada dalam bentuk bursa dimana didalamnya dipamerkan dan dijual dalam 'Pasar Gambir' ini,namun barang dagangan penduduk lokal masuk didalamnya. Kegiatan ini dilakukan pada sebuah lapangan luas dengan maksud agar dapat menampung orang dengan jumlah banyak yang akan datang mengunjungi acara pasar malam tersebut.
setelah tentara Inggris tidak lagi menduduki Indonesia, kegiatan ' Pasar Malam Gambir' tidak lantas menjadi hilang. Pada tahun 1816 kegiatan ini dilanjutkan oleh 'Pemerintah Kolonial Belanda' dan selanjutnya diselenggarakan secara teratur satu tahun sekali dalam rangka memperingati hari ulang tahun Ratu. Pada acara penutupan diselenggarakan 'oranje Bal' secara besar-besaran yang menarik perhatian masyarakat 'Hindai belanda' saat itu. Selanjutnya kegiatan semacam ini dengan cepat menyebar ke wilayah Hindia Belanda lainnya terutama untuk wilayah Pulau jawa.
Beberapa pasar Malam kemudian disatukan dengan kegiatan lainnya seperti 'Pasar Malam Jogjakarta' dan 'Surakarta' yang waktu penyelanggaraannya diadakan bersamaan dengan kegiatan Sekaten.
PASAR MALAM DI PRIANGAN
Pasar Malam yang sukses menarik perhatian masyarakat Priangan pada awal abad ke-20 adalah Pasar Malam yang diselenggarakan di 'Sumedang'(Kabupaten Jabar).
Ketika di Belanda telah diselenggarakan sebuah bursa tahunan yang bernama ' Jaarbeurs' maka menanggapi kegiatan bursa tahunan yang diselenggarakan di Belanda beberapa tokoh masyarakat di Hindia Belanda terlihat antusias untuk dapat menyelanggarakan acara serupa di Hindia Belanda.
Seiring dengan hal itu maka dicarilah sebuah tempat penyelenggaraan kegiatan itu. Secara spesifik kemudian dipilihlah Kota Bandung yang saat itu sedang mengalami pembangunan besar-beasaran sebagai kota kolonial yang modern.
Iklim Bandung yang sejuk merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan penting lainnya bagi terlaksananya kegiatan ini,hal ini karena iklim yang sejuk ini dilihat akan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang akan menghadiri acara tahun ini.
Rencana akan dipindahkannya Ibukota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung tentu menjadi pertimbangan penting lainnya bagi pelaksanaan 'Jaarbeurs' pertama di Hindia Belanda ini,selain itu juga dikarenakan jumlah masyarakat Eropa di Kota Bandung saat itu masih termasuk yang paling tinggi maka diharapkan akan dapat mendukung kesuksesan acara ini.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.