Sejarah Prabu Siliwangi
Dalam Cerita Pantun
Bagian.2



GADIS PRIANGAN TEMPO DULU

Bagian 1 nya klik disini ...
Dalam cerita pantun Siliwangi tersebut tidak ada peristiwa yang menyebabkan Prabu Siliwangi menunjukan sifat-sifat yang luar biasa,sebab memang peristiwa berlangsung dalam lingkungan isteri serta hambanya saja,tidak ada tantangan yang menyebabkan ia menunjukan kepribadiaannya yang mendalam. Pada pembicaraannya dengan 'Rajamantri'dan Padnawati begitu pula dengan 'Kidang Pananjung',ia lebih lembut dan akrab, tetapi pada waktu dihianati oleh 'Padnawati',ia murka sekali kedua perilaku itu biasa dapat terjadi pada siapapun. Pada perilaku-perilaku tersebut oleh juru pantun dilukiskan dengan sifat yang manusiawi, malah 'Kidang pananjung' demi pengabdiannya,telah melakukan titahnya,sebab ia beranggapan bahwa 'Sang Prabu'dalam keadaan silap dalam kemarahannya itu. 

Demikian Prabu Siliwangi dilukiskan dalam segi kemanusiaan yang wajar,malah ada bagian yang bertentangan sifat kepahlawanannya,yaitu ketika ketakutan kala penjelmaan 'Padnawati' yang mengerikan,dan pada waktu itu tergila- gila kepada 'lelayang salaka domas'.Hal ini dapat pula dipandang sebagai usaha juru pantun untuk mendekatkan tokoh ideal kepada kehidupan sehari-hari,seperti yang dikenalnya dan seperti yang mempengaruhi dirinya.Hal seperti itu terjadi juga dalam cerita Sri Rama dalam hikayat melayu (Ikram 1980). Dengan cara itu masyarakat merasa akrab dengan tokoh ideal ini.

Dalam CP Siliwangi,demikian pula dalam CP-CP lainnya Prabu Siliwangi sudah jadi. Sifat-sifat dari tokoh ideal atau tokoh pahlawan cerita seperti kearifan,kasih sayang, keadilan, ketampanan,keberanian,keperkasaan dalam peperangan,sudah tidak dipertunjukan lagi. Sebab,kiranya,sudah dianggap lekat dengan dirinya. Sudah terbentuk dalam dirinya sejak masa lalu,yang peristiwanya tidak lagi menjadi cakupan CP yang ditemukan sekarang. Kebesarannya terbayang dari keadaan kerajaanya yang oleh 'Juru Pantun' dilukiskan aman dan tenteram dan adil dan makmur. begitu pula terbayang dari pengabdian para raja di berbagai daerah kepada 'Satria Tedak Pakuan ' yaitu anak cucu.
Bersambung ke HALAMAN BERIKUT >>

DIJUAL BUKU-BUKU KUNO / LAMA ... !!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.